Kelanjutan Kontroversi [Clark] dan Akibat-Akibatnya

“Sidang [1946] tersebut mendukung penahbisan Dr. Gordon H. Clark dengan suara hampir mencapai dua banding satu. Seorang anggota fakultas Seminari Westminster dengan pidato yang berapi-api menyatakan bahwa tidak boleh ada seorang pun yang berpikir bahwa apa yang disebut kasus Clark telah berakhir, dan bahwa dia akan terus berjuang sampai ‘napas penghabisannya’. Mereka menolak penahbisan Tuan Tichenor. Mereka berhasil menggagalkan pengutusan Pdt. Floyd E. Hamilton untuk mengajar di sebuah seminari di Korea yang mengajukan permintaan mendesak atas jasanya. Dan semua itu diakibatkan karena kedua orang ini mendukung poin-poin tertentu pandangan Dr. Clark. Hasilnya adalah pendeta demi pendeta telah menarik diri dari denominasi ini untuk mencari hubungan yang lebih baik.”[1]

—Sesi Calvary Church, Willow Grove, tentang hal meninggalkan OPC

Keberatan Berlanjut

Meskipun Keberatan dikalahkan di Presbiteri Philadelphia pada tanggal 29 Maret 1945, namun diangkat kembali di Sidang Raya Keduabelas OPC pada bulan Mei tahun yang sama.[2] Untuk menangani Keberatan, dibentuk sebuah komite di sidang raya yang beranggotakan lima orang. Anggota-anggota tersebut, menurut peraturan gereja, diminta dari luar Presbiteri Philadelphia, yaitu presbiteri tempat asal Keberatan. Lima orang yang terpilih dalam komite itu adalah Richard Willer Gray, Edmund Clowney, Lawrence Gilmore, Burton Goddard, dan John Murray.[3] Dr. Murray, seorang profesor di WTS, pasti mendukung pandangan penulis Keberatan. Dr. Goddard, dari Gordon College, dan Rev. Gray adalah teman dekat Clark dan tidak diragukan lagi berada di pihaknya. Dengan demikian, suara yang menentukan terletak pada pendapat Pendeta Gilmore, seorang pendeta di sebuah gereja di New Jersey, dan Pendeta Clowney, mantan mahasiswa Clark di Wheaton College dan lulusan baru dari Westminster Theological Seminary. Clowney terpilih sebagai ketua komite. Keterlibatannya menjadi sangat penting.

Dalam persiapan penulisan laporan yang akan disajikan pada sidang raya tahun berikutnya, Clowney menulis surat kepada Clark untuk memperjelas pemahamannya tentang pandangan Clark. Meskipun surat asli dari Clowney tidak tersedia lagi, tanggapan Clark masih ada. Surat Clark menunjukkan rasa jijiknya dengan seluruh situasi yang ada. Surat tersebut layak untuk dikutip cukup panjang. Bunyinya sebagian:

Selalu menyenangkan untuk membalas secara pribadi surat pribadi yang menanyakan pandangan saya. Komite tempat Anda menjadi anggota tidak meminta saya untuk hadir. Saya berpendapat di Sidang Raya terakhir bahwa prosedur yang ditetapkan adalah prosedur administratif yang diterapkan pada kasus peradilan, dan bahwa ketidakadilan itu tidak kurang dari yang dialami Dr. Machen dalam persidangannya. Tidak ada yang lain lagi yang layak menjadi hakim, tetapi komite ini bukan komite yudisial. Jauh dari yang diharapkan.[4]

Mengenai salah satu pertanyaan teologis yang diajukan Clowney untuk klarifikasi, Clark menanggapi dengan mengangkat apa yang ia lihat sebagai kesalahan utama dalam pandangan para penyusun Keberatan, yaitu: memasukkan istilah “isi” ke dalam pembedaan obyek dan mode pengetahuan yang ia pegang… Clark menulis,

Yang dimaksud ‘mode mengetahui’, sebagaimana saya gunakan, hanyalah aktivitas psikologis orang yang mengetahui. Objeknya adalah apa yang ia diketahui oleh orang yang mengetahui. Jawaban atas pertanyaan, Bagaimana Anda tahu, akan mengungkap cara Anda mengetahui. Jawaban atas pertanyaan, Apa yang Anda ketahui, akan menyatakan objek. Sejauh ini dalam seluruh diskusi ini saya gagal melihat perlunya memasukkan unsur lain; khususnya elemen ketiga [yaitu isi] yang telah dimasukkan. Hal itu sama sekali tidak masuk akal menurut saya.[5]

Pada Sidang Raya Ketiga belas OPC pada bulan Mei 1946, komite yang terdiri dari lima orang, dengan pengecualian John Murray, menyepakati kesimpulan yang mendukung Clark. Lebih tepatnya, mereka menyimpulkan bahwa presbiteri tidak salah dalam hal menahbiskan Clark. Edmund Clowney menyajikan laporan yang menyimpulkan bahwa pandangan Clark tentang inkomprehensibilitas Allah tidak berbeda secara substansial dari pandangan para penulis Keberatan.[6] Laporan mayoritas mereka sebagian berbunyi:

Telah ditunjukkan bahwa tuduhan khusus utama Keberatan tidak mendapat dukungan dari catatan stenografi. Dr. Clark tidak dapat dituduh gagal membedakan antara pengetahuan Ilahi dan pengetahuan manusia dalam hal “isi” ketika ia membagi pengetahuan hanya menjadi dua bagian, yaitu mode dan objek. Kami telah mempelajari bahwa mungkin, dan bahkan kemungkinan besar pembedaan mode pengetahuan yang dikemukakan Dr. Clark sudah mencakup banyak hal yang diharuskan oleh para penulis Keberatan untuk menjadi bagian dalam pembedaan isi yang mereka kemukakan. Hal ini memang harus diperiksa lebih dekat. Menyatakan bahwa skematisasi pengetahuan menjadi mode-isi-objek tidak penting tidak sama dengan menyatakan bahwa tidak ada doktrin yang disampaikan dengam skematisasi semacam itu yang penting. Timbul kesulitan dalam menentukan perbedaan apa yang hendak ditekankan oleh para penulis Keberatan ketika mereka berbicara tentang isi, yaitu sebuah istilah yang tidak mereka definisikan.[7]

Mengacu pada Keberatan yang berkaitan dengan Westminster Confession, laporan tersebut menyimpulkan, “Komite berpendapat bahwa Keberatan mengharuskan Presbiteri Philadelphia untuk berpegang pada teori pengetahuan yang lebih spesifik daripada yang diminta standar yang dianut [dalam gereja].”[8]

Setelah laporan sidang raya yang mendukungnya, Clark menganalisis Keberatan dan Jawaban dalam sebuah dokumen yang berjudul “Studies of the Doctrine of the Complaint” pada musim dingin 1946/1947. Dalam dokumen yang tidak diterbitkan namun ditemukan di antara makalah-makalah Clark itu, ia bertujuan untuk menunjukkan bahwa “sumber kesulitan dan masalah utama antara kedua pihak bersifat epistemologis.” Ia menjelaskan, “Orang-orang yang menulis Jawaban mempertahankan posisi Warfield, Hodge, Charnock, dan Calvin. Bahwa Keberatan tidak secara konsisten berpegang pada posisi tersebut, tetapi mengubah dan melemahkan doktrin mereka dengan epistemologi yang tidak dapat berdasar, dan makalah ini bertujuan untuk membuktikannya.”[9] Argumen lengkapnya terlalu panjang untuk dicantumkan dalam bab ini, namun layak dibaca, jadi dicantumkan sebagai lampiran pada buku ini.

Setelah “Kasus Clark” secara resmi ditutup dengan mendukung Clark, fakultas Westminster Theological Seminary mengalihkan perhatian mereka kepada orang-orang yang telah mendukung Clark.[10] Pendukung Clark menjadi sasaran dalam upaya faksi WTS untuk memurnikan gereja (agar sesuai dengan pandangan mereka tentang teologi Reformed) dengan menyiapkan penghalang bagi pengaruh mereka. Tiga situasi di mana “Kasus Clark” meluas ke bidang kerja gereja yang lain adalah (1) upaya untuk mendirikan Reformed Christian university, (2) penahbisan Alan Tichenor, dan (3) keputusan untuk tidak memperbarui jabatan profesor misionaris Floyd Hamilton di seminari di Korea.


Diterjemahkan Kuru Ma dari buku Biografi Resmi Clark, karya Doug Douma.

[1] “Calvary Church Leaving the OPC” (dokumen yang tak diterbitkan, 31 Desember 1948), WTS Archives. Catatan: Anggota Fakultas WTS yang berpidato “berapi-api” tersebut adalah R. B. Kuiper.—Heerema, “The Orthodox Presbyterian Church,” 26.

[2] Sidang Raya Orthodox Presbyterian Church, berita acara rapat (Philadelphia, PA: Chestnut Hill, 17–23 Mei 1945), 5–30.

[3] Ibid., 53.

[4] Surat GHC untuk Edmund Clowney, 20 Februari 1946, WTS Archives.

[5] Ibid.

[6] Sidang Raya Ketiga Belas Presbyterian Church of America, berita acara raoat (Philadelphia, PA: Chestnut Hill, 21–28 Mei 1945), 36–68.

[7] Ibid., 49. Mengulangi hal yang sama, Clark kemudian menulis, “Ada pertanyaan yang saya ajukan kepada para penulis Keberatn yang mereka tolak untuk jawab. Jika ‘mode’ menjawab bagaimana kita tahu, dan ‘objek’ menjawab apa yang kita ketahui, pertanyaannya adalah apa yang dijawab oleh ide ‘isi’? Mereka (sampai hari ini, sejauh yang saya tahu) menolak untuk mendefinisikan ‘isi’ untuk membedakannya dari ‘mode’ dan ‘objek’.”— Surat GHC untuk D. Clair Davis, 14 Oktober 1952, disediakan oleh D. Clair Davis.

[8] Sidang Raya Ketiga Belas Presbyterian Church of America, berita acara raoat (Philadelphia, PA: Chestnut Hill, 21–28 Mei 1945), 49.

[9] Clark, “Studies of the Doctrine of The Complaint.”

[10] Bahwa hal ini sampai terjadi menimbulkan keprihatinan tersendiri bagi misionaris OPC Francis Mahaffy yang menulis kepada Clarks dari Eritrea, Afrika: “Berita yang kami dengar tentang hal-hal yang terjadi di gereja akhir-akhir ini sama sekali tidak menggembirakan. Terbukti bahwa Gereja kita tidak dapat maju sebagaimana mestinya di dalam atau di luar negeri dengan segala pertengkaran dan perselisihan yang terus-menerus ini… Secara keseluruhan saya sangat senang dengan posisi yang diambil G.A. [Sidang Raya], tetapi saya tidak begitu optimis kalau masalah ini akan berakhir. Saya rasa saya mengenal dengan cukup baik beberapa orang di Seminari itu sehingga saya bisa katakan bahwa mereka tidak akan menerima kekalahan dengan lapang dada tetapi mereka akan menjadi lebih militan dalam menentang sebagian kita yang dianggap ‘sayap kiri.’”—Surat Francis Mahaffy kepada Ruth Clark, 25 September 1946, milik keluarga Clark.

Pos ini dipublikasikan di Biografi, Gordon H. Clark. Tandai permalink.

Mau Komentar? Silahkan! Tetapi perhatikan cara diskusi yang baik! Perhatikan juga bahwa semua tulisan di sini berhak cipta, jadi tolong identifikasi sumber anda kalau mau mengutip tulisan di sini! Terima kasih

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.