Tentang

Di blog ini saya akan menaruh apapun yang saya ingin taruh termasuk polemik yang saya anggap penting untuk di taruh di sini. Mungkin pula saya akan menaruh tulisan-tulisan tertentu. Tulisan orang lain yang saya taruh di sini, belum tentu saya setuju 100%. Kalau anda mau diskusi, saya persilahkan! Tetapi tolong erhatikan fakta bahwa ini adalah blog saya dan saya berhak menghapus atau tidak menyetujui komentar anda kalau menurut saya tidak pantas ditampilkan. Kriteria yang saya pake untuk tidak menampilkan komentar seseorang adalah kalau orang itu melakukan kesalahan yang sama minimal tiga kali.

Kesalahan-kesalahan yang yang saya maksudkan adalah:

  1. Langsung membantah argumen orang lain tanpa terlebih dahulu mengajukan pertanyaan klarifikasi walaupun sebenarnya dia tidak paham argumen lawan.
  2. Serangan terhadap pribadi orang bukan terhadap argumen
  3. Tidak bersedia mengklarifikasi apa yang ditulis.
  4. Hanya copy paste tulisan orang lain, dengan kata lain menganggap bagian komentar sebagai blognya.
  5. Memaki-maki orang tanpa alasan.
  6. Mengangkat apa yang saya sudah bahas dan bertingkah laku seolah-olah belum di bahas.
  7. dll yang akan ditentukan kemudian

Tulisan-tulisan yang merupakan terjemahan, bisa saja ada yang salah atau tidak diterjemahkan dengan tepat sehingga yang membaca kesulitan mengerti. Jadi, kalau ada terjemahan yang tidak pembaca pahami, silahkan hubungi saya karena da kemungkinan itu terjadi bukan karena anda sekalian yang kurang intelek tetapi karena kesealahan terjemahan saya.

Tentang saya, saya adalah seorang Kristen dan semua yang saya tulis tentu saja secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan sudut pandang saya sebagai orang Kristen.

Catatan tambahan, bagi anda yang berjiwa ‘sangat halus’ yang tidak tega bahkan untuk melihat tanda seru, dan selalu merasa bahwa itu adalah bentuk makian, walaupun sebenarnya bukan makian, mungkin sebaiknya anda sedikit menghindar dari blog saya. Karena walaupun saya tidak menggunakan tanda seru untuk memaki, anda akan terus menginterpretasi bahwa itu bentuk makian! Terima kasih untuk pengertian baiknya!

34 Balasan ke Tentang

  1. Ping balik: Siapakah Muhammad? | Futility over Futility

  2. bondan berkata:

    Terima kasih anda telah menulis blog ini. menurut saya anda sama dengan saya sebagai orang muslim tidak memahami apa itu Yesus, dan anda sebaliknya.
    Tapi apakah yang kita pelajari itu menyejukkan dan membuat kita dapat berbuat baik dan bahagia itu adalah salah? bagi saya agama (apa saja) adalah batasan dalam tingkah laku kita dalam mengembangkan ilmu pengetahuan sehingga lebih terarah. itulah sebabnya kita perlu berpegang sama agama, karena semua agama mengajarkan kebaikan terutama pada ritual agama (doa, sembayang, beramal dll).
    Tolong tanggapi pernyataan saya ini menurut sudut pandang anda.

  3. whereisthewisdom berkata:

    Jadi karena muslim menyerang ajaran agama Kristen, saya membantah serangan mereka, dan itu tidak menyejukkan bagi citarasa anda, maka itu sama dengan Islam yang tidak paham akan Yesus? OKlah, paling tidak anda mengakui bahwa muslim tidak paham akan Yesus Kristus. Tetapi saya paham orang yang terlalu sensitif seperti anda. Kalau memang anda keberatan membaca tulisan saya, silahkan diam-diam saja karena tindakan andapun tidak menyejukkan bagi orang-orang yang mengikuti contoh dari Yesus Kristus dan Paulus yang berdiskusi mempertahankan kebenaran yang dia percaya.

    Anda berpandangan bahwa semua agama mengajarkan kebaikan? Apa itu kebaikan? Tolong definisikan. Setelah anda definisikan, tolong kasih tau saya standar anda!

    Terima kasih atas kesediaan anda berdiskusi!

    • salam berkata:

      kebaikan itu bagi mencapai keadilan; tidak memudaratkan orang lain dan tidak memudaratkan diri sendiri… maka itu kebaikan adalah keseimbangan perlakuan ke atas golongan orang yang betul, tempat dan situasi yang betul dan pada masa yang betul….

      • admin berkata:

        Hubungan komentar di atas dengan tulisan yang dikomentari apa?

        • salam berkata:

          Sekadar menyokong pendapat . . .

          “semua agama mengajarkan kebaikan terutama pada ritual agama”

          dan persoalan anda. . .

          “Anda berpandangan bahwa semua agama mengajarkan kebaikan? Apa itu kebaikan? Tolong definisikan!”

          Oleh itu, bagaimana pula anda perlu menafikan persoalan yang telah dikemukakan sendiri oleh anda di sini? Bahagian ini bukan tempat perbincangan awam?

          • admin berkata:

            Anda belum mendefinisikan apa itu kebaikan. Apakah menurut anda semua orang memiliki definisi yang sama tentang kebaikan?

            • salam berkata:

              Saya sudah pun mendefinisikan kebaikan, sila rujuk di atas.

              Selanjutnya, sudah tentu semua orang memiliki yang tidak sama tentang kebaikan, maka itu ada yang benar dan ada yang salah…

              Oleh itu apa pendapat anda yang boleh dianggap benar?
              Apa definisi anda tentang kebaikan?

              • admin berkata:

                Saya tidak tahu anda sedang berbicara tentang apa. Saya tidak sedang membicarakan tentang kebaikan di sini. Anda yang datang dan mengatakan sesuatu tentang kebaikan. Dan kalaupun anda sudah mendefinisikan di atas tentang kebaikan, maka apakah semua agama mengajarkan kebaikan yang sama? Anda tau darimana bisa mengklaim seperti itu?

                • salam berkata:

                  Kebaikan itu tidak mempunyai “agama”. . . dan

                  What would happen to society if everybody in Christendom actually practiced the teachings of Jesus? What if everybody in the Buddhist world actually practiced the teachings of Siddharta Gautama? And everybody in Hinudstan practiced the teachings of Krishna & the Sages? And everybody in the Sikh world practiced the teachings of the Guru Nanak Sahib? And everybody in the Taoist world practiced the teachings of Lao Tzu? And everybody in Islam practiced the teachings of the Muhammad and the Faqirs? And everybody in the Bahá’í Faith practiced the teachings of Bahá’u’lláh? What would happen if everybody in “godless” liberalism actually practiced the teachings of Emma Goldman and Henry David Thoreau and Karl Marx and all their unknown heralds who were assasinated for social justice?

                  If everybody practiced these things, would it be peace in this world?

                  • admin berkata:

                    How do you know that the assertion is true? How do you know for example that some of the examples you wrote (quoted?) were actually people who imitate others’ world and life view, and hence their assertion is really something that is inconsistent with their own worldview? Tell me!

  4. indri berkata:

    bisa ga ya tanggapan komentarnya ga usah pake tanda seru. tanda seru = memaki/mempertegas/marah. jangan salahi aturan yg anda buat sendiri

    • Ma Kuru berkata:

      Bahwa anda menterjemahkan tanda seru sebagai memaki, itu salah anda sendiri. Tidak ada keharusan bahwa tanda seru artinya memaki. Harap itu dipahami! Belajar lagi bahasa Indonesia!

      Terima kasih sudah singgah dan berkomentar!

  5. salam berkata:

    Aku beriman kepada segala Kitab yang diturunkan oleh Allah
    dan aku diperintahkan supaya berlaku adil di antara kamu (hablum minannas)
    Allah jualah Tuhan kami dan Tuhan kamu
    Bagi kami amal kami dan bagi kamu amal kamu
    Tidaklah patut ada sebarang pertengkaran antara kami dengan kamu (hablum minallah)
    Allah akan menghimpunkan kita bersama dan kepadaNyalah tempat kembali semuanya
    (42.15)

    • admin berkata:

      Apapun artinya komentar anda, itulah kepercayaan anda. Karena saya tidak tau maknanya maka saya tidak tahu harus setuju atau tidak setuju dengan komentar anda. Walaupun mungkin anda salah, tetapi karena saya tidak tahu apa yang anda maksudkan, maka saya hanya bilang good luck with what you believe!

      • salam berkata:

        Terima kasih dan bahagian PERTAMA pertama ayat tersebut mengatakan Muslim (peacemakers) beriman dengan Kitab Taurat dan Injil dan sejauh mana faktanya disahkan benar di dalam al-Quran, iaitu sepertimana juga fungsi Injil mengesahkan benarnya Kitab Taurat. Ketiga-tiga agama ini bertuhankan Tuhan yang sama, tetapi hanya konsep ketuhanan yang berbeza-beza. Dalam perkara ini tiada pertengkaran di dalam perbezaan sifat ketuhanan dan objektif utama adalah membawa kebaikan kepada manusia sejagat. Segala perselisihan bersifat ketuhanan akan ditentukan sendiri oleh Pencipta dan di luar bidang kuasa manusia.

        Bahagian KEDUA dan yang utama ialah agama Yahudi, Kristian dan Islam berobjektif membawa keadilan kepada semua manusia. Islam adalah “peacemaking” dan Muslim adalah “peacemakers”, yang mana saya percaya turut disebutkan tidak kurang daripada 450 kali di dalam Bible. Ini adalah matlamat utama agama-agama ini.

        Oleh itu jika dakwaan anda benar bahawa saya mungkin salah dan ianya sekadar kepercayaan saya semata-mata atau dakwaan “good luck with what you believe!”, maka ianya membawa inference bahawa di dalam agama Kristian tidak mengajar keadilan sesama manusia. Tiada konsep “peacemakers” or “peacemaking” di dalam Kristian. Adakah ini benar?

        • admin berkata:

          Pertama, ada berbagai masalah dengan penegasan anda dalam bagian yang anda sebut sebagai PERTAMA. Apa artinya ‘mengesahkan’? Kalau ada tiga orang dan yang pertama mengatakan bahwa A adalah batu, kemudian orang kedua mengatakan A adalah langit, dan orang ketiga mengatakan bahwa A adalah rumah, bagaimana anda mendefinisikan A sehingga menyatakan bahwa ketiganya sedang berbicara tentang satu hal yang sama? Seandainya perbedaan itu tidak terkait dengan properti esensial, maka mungkin anda dapat menyatakan bahwa semuanya sama. Tetapi apakah itu berlaku bagi ketiga agama? Apakah agama Islam misalnya menyatakan bahwa ajaran mereka tentang siapa atau apa Tuhan itu bukan properti esensial dari Tuhan? Darimana anda tahu yang demikian?

          Menjawab bagian yang anda sebut sebagai KEDUA, bahwa agama berbeda bisa saja secara permukaan bekerja untuk hal tertentu, bukan hal yang saya otomatis bantah – walaupun pada titik tertentu akan saya bantah. Tetapi yang menjadi masalah adalah apa yang berada di balik ‘kerja’ seperti itu? Ajaran seperti apa yang mendasarinya? Itu yang menjadi masalah.

          Paragraf ketiga anda mungkin akan valid kalau premis anda pada bagian yang anda sebut sebagai PERTAMA dan KEDUA dapat diterima. Faktanya saya tidak menerimanya, sehingga kesimpulan anda tidak dapat anda tegaskan kepada saya.

          • salam berkata:

            Bahagian Pertama

            Saya imbas kembali di mana pada awalnya saya mengatakan objektif kita semua adalah membawa keadilan dan “Tidaklah patut ada sebarang pertengkaran antara kami dengan kamu”. Saya juga mengatakan “Dalam perkara ini tiada pertengkaran di dalam perbezaan sifat ketuhanan dan objektif utama adalah membawa kebaikan kepada manusia sejagat.” Inilah point yang hendak disampaikan dan memandangkan kita semua berkitab dari Tuhan yang sama… saya pasti ketiga-tiga agama ini “MENGESAHKAN” objektif membawa kesejahteraan hidup semua manusia, iaitu fungsi peacemakers dan peacemaking.

            Sekarang kita lihat kembali apa pula bantahan anda.

            Anda mengemukakan contoh yang berunsurkan bantahan dan mengakhiri dengan pertanyaan “Apa artinya ‘mengesahkan’?” 🙂

            Oleh itu dan tanpa anda sedari, jika anda menafikan “keamanan dan kesejahteraan semua manusia”, maka secara langsung bermakna anda menafikan fungsi “peacemakers” dan “peacemaking” di dalam agama anda. Anda bersetuju ?

            . . . . .

            Bahagian Kedua

            Agama itu adalah ciptaan manusia supaya hidup manusia berpecah-belah dan bunuh membunuh di antara satu sama lain. Ini sama sahaja dalam semua agama. Sebaliknya saya sebagai seorang Muslim (peacemaker) tidak pernah mempercayai “agama” kerana ianya adalah “fallacy of hasty generalization”. Ianya juga kerana Islam sendiri bukanlah “agama” tetapi “ad-deen” (sistem atau cara hidup) dan cara hidup tidak memerlukan “agama”. Malahan saya tegaskan lagi bahawa tiada satu pun perkataan “agama” di dalam al-Quran (di dalam bahasa arab agama itu adalah “madhab”).

            Oleh itu dan dalam keadaan sebenar Islam ialah berkaitan cara hidup yang adil dan sejahtera. Keadilan itu tidak mempunyai “agama” dan sama pada semua manusia. Maka itu dasarnya adalah “keadilan”, dan “keadilan” itu pula diukur daripada “keseimbangan”. Di mana ada “keseimbangan” maka di situlah terdapat “keadilan”. Inilah yang sama turut kita dapati pada Hukum Alam, Sunnatullah . . dan inilah yang menjadi dasarnya. Maka itu dari awal saya mengemukakan mengemukakan ayat yang mengatakan:

            Aku beriman kepada segala Kitab yang diturunkan oleh Allah
            dan aku diperintahkan supaya berlaku adil di antara kamu (kemanusiaan)
            Allah jualah Tuhan kami dan Tuhan kamu
            Bagi kami amal kami dan bagi kamu amal kamu
            Tidaklah patut ada sebarang pertengkaran antara kami dengan kamu (ketuhanan)
            (42.15)

            Inilah keseimbangan di dalam Islam bagi membawa keadilan kepada semua manusia.

            Tidak ada paksaan dalam cara hidup kerana sesungguhnya telah nyata kebenaran (adil) dari kesesatan (zalim) (2.256)

            . . . . .

            Bahagian Ketiga

            Anda sekadar mengatakan “Faktanya saya tidak menerimanya”. Ini bermaksud anda menegaskan kembali unsur “blank denials” pada hujahan sebelumnya dan ini bukan “reasoning”, tetapi “kepercayaan dogmatic”. Kepercayaan “dogmatic” tidak memerlukan “akal” dan saya dapati agak pelik kerana halaman anda menceritakan mengenai “logic” dan “critical thinking”.

            • admin berkata:

              Pertama, di sini ada masalah bahasa. Bahasa anda cukup asing buat saya – sepertinya anda menggunakan Bahasa Melayu. Saya sulit memahami yang anda tuliskan. Dan saya tidak tahu apakah anda paham betul yang saya tuliskan atau tidak. Dalam kesulitan berkomunikasi seperti ini, saya mencoba menanggapi anda dengan harapan kita sedang berbicara hal yang sama.

              Kedua, kalau ada perbedaan antara saya dan anda dalam definisi tentang apa atau siapa itu Tuhan dan semua itu adalah properti esensial dari apa atau siapa yang kita sebut Tuhan, lantas anda tahu darimana bahwa keduanya sedang merujuk kepada hal yang sama? Apakah anda akan mengabaikan begitu saja pertentangan-pertentangan antar berbagai pandangan tersebut dan secara membabibuta merasa bahwa semua sedang percaya kepada satu entitas? Seperti saya bilang sebelumnya, dan saya bilang lagi sekarang dengan cara berbeda, kalau ada tiga orang yang menggunakan kata ‘mangga’ dan orang pertama menggunakan kata tersebut untuk merujuk kepada sapu, kemudian orang kedua menggunakan kata itu untuk merujuk kepada kipas angin, lalu yang ketiga dia menggunakan kata itu untuk merujuk kepada televisi, apakah anda akan dengan kepala tegak mengatakan bahwa yang dimaksud dengan ‘mangga’ oleh ketiga orang tersebut adalah sama saja? COba katakan kepada saya bagaimana anda mengambil kesimpulan seperti itu!

              Anda tahu darimana bahwa agama adalah buatan manusia dan diciptakan untuk memecah belah? Apa itu ‘agama’? Bisa menjelaskan kepadda saya? Lalu dalam pandangan dunia anda, apa salahnya sesuatu yang terpecah belah? Untuk anda mungkin kelihatan tidak baik, tetapi untuk orang lain yang tidak satu selera dengan anda, mungkin kelihatan sebagai baik. Apakah anda anti perbedaan? Untuk orang lain mungkin bunuh-membunuh adalah sesuatu yang indah. Lalu dengan dasar apa anda menegaskan kepada orang lain untuk mengikuti apa yang anda sebut moralitas?

              Kemudian, tentu saja anda dapat mengatakan sesuatu tentang Islam, bahwa Islam harus begini harus begitu. Tetapi bagaimana dengan orang lain yang disebut atau menyebut diri Islam yang berbeda pendapat dengan anda? Para teroris misalnya. Apa yang anda katakan tentang mereka? Apakah anda akan menyangkali mereka sebagai bukan Islam? Dengan dasar apa anda mengatakan itu sedangkan mereka juga menggunakan Kuran menjustifikasi apa yang mereka lakukan? Darimana saya tahu bahwa apa yang anda katakan itu benar-benar Islam? Tidakkah sebaiknya anda mengatakan bahwa Islam versi saya adalah mengajarkan sekian sekian?

              Tentang saya mengatakan bahwa saya tidak percaya penegasan anda. Apakah anda akan menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak layak dipercaya? Atau apa maksud anda?

  6. salam berkata:

    Admin berkata:
    April 17, 2014 pukul 5:43 PM
    How do you know that the assertion is true?

    There is good and there is evil . . . dan saya mengatakan semua agama mengajar kebaikan dan kemanusiaan (good), termasuklah ajaran atheistsm etc. This is accepted as truth dan bebanan pembuktian ini telah pun dibuktikan melalui kehidupan anda sendiri…. iaitu anda sendiri adalah seorang yang beragama Kristian. Ini kerana anda sendiri mempercayai agama Kristian itu mengajar nilai-nilai keadilan dan kemanusiaan. Ini adalah kesimpulan saya dan saya tidak mempertikaikan mana-mana agama di dunia ini sebagai tidak berperikemanusiaan.

    . . .

    Sebaliknya dan bagi aspek “burden of proof” kategori bebanan pembuktian kedua adalah daripada isu yang dibangkitkan oleh anda sendiri, iaitu . . . anda mempertikaikan “nilai kebajikan” di dalam agama melalui kenyataan ” How do you know that the assertion is true?” etc.

    Oleh itu dan dari aspek pembuktian. . persoalan yang timbul ialah ke atas siapakah bebanan pembuktian yang dibangkitkan (burden of proof) oleh anda ini?

    Saya atau anda? 🙂

    This is the logical fallacy of the burden of proof. The burden of proof as to any particular fact lies on that person who wishes people to believe in his conclusion. Therefore, the burden of proof is on you not me. Anda dapat lihat bagaimana kenyataan anda sentiasa tidak konsisten di antara satu sama lain ? 🙂

    • admin berkata:

      Anda mengangkat sesuatu, lalu saya menanyakan bagaimana anda tahu bahwa itu benar. Apakah anda mau menolak itu dan meminta saya untuk membuktikan sesuatu yang anda katakan dan percaya? Atau ada apa di sini? Hmmm

      • salam berkata:

        Saya mengangkat sesuatu yang nyata, iaitu terdapat nilai “kebaikan dan kemanusiaan” di dalam semua agama… dan yang mana diamalkan oleh anda sendiri… iaitu anda sendiri beragama Kristian. Oleh itu bebanan pembuktian (burden of proof) saya telah disempurnakan.

        Sebaliknya, anda mengangkat sesuatu dengan menafikan apa yang anda sendiri amalkan, dan yang mana fakta yang telah pun diterima kerana hampir seluruh manusia memperjuangkan “kebaikan dan kemanusiaan”. Anda melawan arus.

        Therefore, the burden of proof is on you not me. Sila buktikan dakwaan anda.

        Saya tidak akan bertanya lagi kerana ternyata anda tidak konsisten dan tidak memahami bentuk hujahan yang sebenar. Anda malahan takut untuk memberikan definisi “kebaikan” dan sekadar membuat bantahan kosong (blank denials). Thank you.

        • admin berkata:

          Masalahnya adalah bukan apakah orang percaya sesuatu yang disebut ‘kebaikan’. Anda tidak menjawab saya. Yang saya tanyakan adalah, apakah sesuatu yang disebut kebaikan dalam satu pandangan dunia (entah anda mau menyebut itu agama atau filsafat atau apapun) sesuatu yang sama across all these pandangan dunia? Dengan kata lain apakah semua pandangan dunia tersebut sedang berbicara tentang hal yang sama?

          Bahwa saya mengatakan bahwa saya tidak terima, saya hanya menyatakan fakta. Dan kalau saya menyatakan fakta bahwa saya tidak percaya sesuatu, saya tidak perlu memberitahukan (at least pada titik ini) mengapa saya tidak terima. Jadi anda sedang membahas hal yang tidak relevan dengan diskusi di sini.

          Seperti saya katakan, sebelumnya, ada kemungkinan di sini kesulitan bahasa karena bahasa anda cukup asing buat saya sehingga kita sedang talking past each other.

  7. salam berkata:

    admin berkata:
    April 17, 2014 pukul 8:11 PM
    Kedua, kalau ada perbedaan antara saya dan anda dalam definisi tentang apa atau siapa itu Tuhan dan semua itu adalah properti esensial dari apa atau siapa yang kita sebut Tuhan, lantas anda tahu darimana bahwa keduanya sedang merujuk kepada hal yang sama? Apakah anda akan mengabaikan begitu saja pertentangan-pertentangan antar berbagai pandangan tersebut dan secara membabibuta merasa bahwa semua sedang percaya kepada satu entitas?

    Saya dapati anda sekadar mengulangi perkara yang sama walaupun setelah berkali-kali saya katakan di dalam Islam tiada pertikaian ke atas “sifat ketuhanan”. Objektif utama adalah membawa kesejahteraan di dalam kehidupan manusia. Anda hidup sejahtera dan saya hidup sejahtera.. dan bagaimana sifat Tuhan yang sebenar itu, kita biarkan ianya diputuskan oleh Pencipta Alam ini sendiri. Anggaplah ia perkara peribadi. Di sini saya berikan contoh ayat di mana tiada pertikaian berkaitan isu ketuhanan:

    Ayat (42.15) di atas
    Tidaklah patut ada sebarang pertengkaran antara kami dengan kamu (iaitu isu sifat ketuhanan) (42.15)

    Ayat (5.48)….
    Dan Kami turunkan kepadamu Kitab (Al-Quran) dengan membawa kebenaran
    untuk mengesahkan benarnya Kitab-kitab Suci yang telah diturunkan sebelumnya
    dan untuk memelihara serta mengawasinya
    Maka jalankanlah hukum di antara mereka itu dengan apa yang telah diturunkan oleh Allah
    dan janganlah engkau mengikut kehendak hawa nafsu mereka
    dari apa yang telah datang kepadamu dari kebenaran
    Bagi tiap-tiap umat yang ada di antara kamu
    Kami jadikan suatu Syariat dan jalan ugama
    Dan kalau Allah menghendaki nescaya Ia menjadikan kamu satu umat (dalam ugama yang satu)
    tetapi Ia hendak menguji kamu (isu sifat ketuhanan)
    (dalam menjalankan) apa yang telah disampaikan kepada kamu
    Oleh itu berlumba-lumbalah kamu membuat kebaikan (isu kemanusiaan)

    Kepada Allah jualah tempat kembali kamu semuanya
    maka Ia akan memberitahu kamu apa yang kamu berselisihan padanya.
    5.48

    Allah telah menerangkan kepada kamu
    di antara perkara-perkara sistem hidup yang Ia tetapkan hukumnya
    apa yang telah diperintahkanNya
    kepada Nabi Nuh (Noah)
    dan yang telah Kami wahyukan kepadamu
    dan juga yang telah Kami perintahkan kepada Nabi Ibrahim (Abraham)
    dan Nabi Musa (Moses)
    serta Nabi Isa (Jesus), iaitu:
    “Tegakkanlah sistem hidup (yang seimbang dan adil)
    dan janganlah kamu berpecah belah” (bermazhab)
    Berat bagi orang-orang musyrik (idolism) yang engkau seru (unity) mereka kepadanya

    42.13-15

    Selanjutnya di sini saya memberikan ayat al-Quran yang mengatakan Orang Yahudi dan Kristian itu dianggap orang beriman di dalam al-Quran. Ayat ini membuktikan tiada “agama” di dalam Islam, tetapi hanyalah cara dan sistem hidup yang membawa kepada kesejahteraan dan keamanan semua makhluk Allah.

    Ahli-ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani) itu tidaklah sama
    Di antaranya ada golongan yang tetap (pada jalan keadilan)
    mereka membaca ayat-ayat Allah pada waktu malam, semasa mereka sujud
    Mereka beriman kepada Allah dan hari akhirat
    dan menyuruh berbuat segala perkara yang baik
    dan melarang daripada segala perkara yang salah (buruk dan keji)
    dan mereka pula segera segera pada mengerjakan berbagai-bagai kebajikan
    Mereka adalah dari orang-orang yang soleh
    3.113-114

    Oleh itu dan saya sebagai orang Muslim adalah juga menganut agama Kristian, saya juga menganut agama Yahudi, saya juga menganut agama Hindu, saya juga menganut agama Buddha, saya juga memegang fahaman atheist dan semua agama di dalam dunia ini. Ini kerana saya tidak berpegang pada agama. Saya berpegang cara hidup yang membawa kepada kesejahteraan hidup manusia sejagat dan…. kesejahteraan hidup manusia itu tidak mempunyai “agama”.

    . . .
    admin berkata:
    April 17, 2014 pukul 8:11 PM
    Anda tahu darimana bahwa agama adalah buatan manusia dan diciptakan untuk memecah belah? Apa itu ‘agama’? Bisa menjelaskan kepadda saya?

    Saya telah katakan daripada awal… anda mempelajari logik dan adakah anda tahu “Fallacy of Hasty Generalization” ?
    Bagaimana pula dengan maksud Sectarianism? Bigotism?
    Jika anda tidak tahu… maka tidak perlu saya menerangkan pada ruangan komen yang kecil ini.

    Seperkara yang utama, adakah anda percaya Tuhan itu menentang sifat-sifat dan unsur-unsur keadilan dalam kehidupan manusia yang tidak seagama dengan anda?

    Jika ini benar, maka perspektif Tuhan yang anda percaya itu sangatlah sempit kerana tidak terkira makhluk ciptaan Pencipta Alam ini tetapi hanya sebilangan kecil umat Kristian yang dipelihara oleh Pencipta Alam ini. Ini munasabah kepada akal fikiran anda? 🙂

    “…From a God who thinks like a man to a man who thinks like God!…”

    . . .
    admin berkata:
    April 17, 2014 pukul 8:11 PM
    Lalu dalam pandangan dunia anda, apa salahnya sesuatu yang terpecah belah?

    Sekali lagi anda menggunakan unsur fallacy di dalam kenyataan anda, ie. “Ignoratio elenchi, also known as irrelevant conclusion. It has been described as “attacking what the other fellow never said”. Saya tidak pernah mengatakan adalah satu kesalahan untuk berpecah belah, tetapi saya mengatakan majoriti dan hampir keseluruhan manusia memegang nilai-nilai kehidupan yang sama, iaitu “kesejahteraan hidup”. Dakwaan saya ini dibuktikan lagi melalui ayat di bawah:

    . . .
    admin berkata:
    April 17, 2014 pukul 8:11 PM
    Darimana saya tahu bahwa apa yang anda katakan itu benar-benar Islam?

    Sudah tentu daripada al-Quran itu sendiri, kerana Islam itu daripada Allah.

    . . .
    Saya perhatikan bahawa anda:

    1. menjawab tanpa memahami hujahan atau isu perbincangan
    2. anda takut mengeluarkan kenyataan (contention)
    3. anda seringkali menggunakan fallacy
    4. anda tidak konsisten dalam bantahan anda
    5. anda sekadar menghujani dengan menanyakan berpuluh-puluh soalan yang tidak relevan…

    Walau apa pun, maafkan saya kerana pada mulanya saya mempercayai anda orang yang memahami bentuk-bentuk hujahan dan ahli kepada ilmu logik dan critical thinking. Ini kerana saya berminat berkongsi pendapat secara terbuka dengan orang yang dapat berhujah secara betul. Namun itu, saya salah dan kepercayaan saya itu tidak benar.

    Sekian, terima kasih.

    • admin berkata:

      Saya tidak tahu anda sedang berbicara tentang apa. Tetapi tampaknya anda tidak sedang membahas apa yang saya tanyakan. Karena itu saya cukup kecewa. Anda memang kelihatan berbicara panjang lebar tetapi tidak tampak kaitannya dengan yang saya katakan (setidaknya sejauh yang saya dapat katakan). Mungkin ini karena kendala bahasa, mungkin juga tidak. Kalau kendala bahasa maka anda saya maafkan. Tetapi kalau itu karena kebodohan, maka mungkin agak sulit saya merekonsiliasi fakta bahwa anda menggunakan bahasa tinggi tetapi kemampuan diskusi anda cukup rendah.

      Namun fakta bahwa anda mengatakan saya bigot dll dst, membuktikan bahwa apa yang anda anggap baik itu belum tentu saya anggap baik. Lalu apa itu kebaikan? Sangat menarik melihat perilaku anda.

      Sekian dan Terima kasih!

      • salam berkata:

        Andan mempunyai bahasa yang tinggi ?
        Sehingga mempunyai dua website kerana tersalah ejaan “wisdom” ? 🙂

        http://whereisthewisdoN.wordpress.com/
        http://whereisthewisdoM.wordpress.com/

        Sekian, terima kasih. . .

        • admin berkata:

          Aah….. saya tidak tahu mengapa anda terus saja Red Herring dan Strawman. Saya tidak tahu hubungan antara kata yang saya gunakan dalam website saya dengan apa yang anda katakan. Katanya anda pakar critical thinking dan paham segala macam aturan critical thinking tetapi itu tidak terefleksi dalam keruntutan berpikir.

          Sangat menarik

          Sekian dan terima kasih!

          • salam berkata:

            Perbincangannya telah tamat dan yang di atas tu bukan hujahan (argument), tetapi pendapat (opinion). . .Sila dalami lagi apa itu “argument” dan apa itu “opinion” 🙂

            • admin berkata:

              Ah, semakin jelas saja kemampuan (dalam konteks komen saya dibaca ketidakmampuan) anda memahami apa yang anda katakan. Katanya pakar critical thinking tetapi hal sesederhana ini tidak dipahami. Ketika satu posisi (yang tidak disetujui oleh lawan bicara) didukung dengan fakta yang dipercaya mendukung posisi tersebut, itu bukan argumen?

              Menarik melihat anda mempertontonkan kemampuan anda dengan lebih jelas.

              Hmmmm

              • salam berkata:

                Ya, bukan hujahan . . .

                Pertamanya ia adalah “soalan”, dan soalan itu tiada fakta “benar” atau “salah” dan maka itu bukan hujahan. . .ianya bukan satu “contention” atau “statement”. Ianya soalan.

                Keduanya, fakta yang jelas dan tidak perlu dibuktikan, kecuali untuk diri anda yang sememangnya tidak tahu mengeja “wisdom” . . . tetapi “wisdoN“. . 🙂

                http://whereisthewisdoN.wordpress.com/
                http://whereisthewisdoM.wordpress.com/

                • admin berkata:

                  Ouuch…..Semua itu benar. Tetapi anda mengalami amnesia dan melupakan bahwa anda menghubungkan fakta itu untuk mendukung posisi bahwa ada masalah ketika saya mengatakan sesuatu tentang istilah yang tinggi-tinggi?

  8. salam berkata:

    admin berkata:
    April 24, 2014 pukul 12:57 PM
    . . .
    Dengan mudah saya membuktikan sekali lagi anda juga tidak mahir membaca. Ini kerana saya menghubungkan fakta pengakuan sombong anda kononnya boleh berbahasa tinggi tetapi jelas-jelas di sini anda mempunyai dua website kerana anda tidak tahu mengeja perkataan “wisdom”. . . Kebodohan yang jelas dan amat memalukan. 🙂

    • admin berkata:

      Salam, anda sedang berbicara sesuatu yang berbeda sama sekali dengan yang saya bicarakan. Orang Indonesia bilang tidak nyambung. Pemahaman anda terhadap apa yang saya tulis sangat rendah. Anda tidak menjawab apa yang saya angkat. Jadi kecuali ada perbaikan, maaf anda saya blok dari berkomentar di sini.

      Harap maklum
      Thanks for participating!

  9. Elvis Sanjar Situmorang berkata:

    Shaloom Alaichem bapa…
    saya elvis dari indonesia dan saya sudah melihat video bapa yang sebagian besar sdh di terjemahkan dalam bahasa indonesia saya sangat senang bapak berdebat dengan ulama terkenal tetapi blm ada translate bahasa indonesia… apalagi bapa sdh mendengar tetntang gubernur ahok yang di tuduh menistakan agama almaida 51…
    saya juga selama ini ber apologetika dgn saudara muslim dan pertanyaaan umum mereka ialah tentang kerasulan paulus dan mengatakan. kristen itu ciptaan paulus… bisakah bapa. memberikan sumber sumber yang terdapat dalam hadist dan quran yang mengatakan memang muhammad mengakui kerasulan paulus bapa, saya sdh melihat di you tube jejak jejak paulus dalam quran dan hadits ibn kathir… tapi bisakah saya meminta tulisan anda secara pribadi utk menguatkan apologetika saya bapa… ini wa saya bapa 082169889684… terima kasih Tuhan Yesus Memberkati

Mau Komentar? Silahkan! Tetapi perhatikan cara diskusi yang baik! Perhatikan juga bahwa semua tulisan di sini berhak cipta, jadi tolong identifikasi sumber anda kalau mau mengutip tulisan di sini! Terima kasih

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.