Sesat Pikir Relevansi

Sesat Pikir Relevansi

Sesat pikir kesimpulan tidak relevan adalah sesat pikir yang terjadi ketika premis-premis sebuah argumen tidak relevan dengan kebenaran kesimpulannya. Karena itu, sesat pikir seperti ini sering dilabeli non sequitur, (yang secara harafiah bahwa kesimpulan tidak mengikuti premis). Dalam semua sesat pikir seperti ini, premis-premis tidak mampu untuk secara logis menegakkan kesimpulan sebuah argumen karena premis tidak relevan/tidak ada hubungan dengan kesimpulan. Sebagian sesat pikir informal yang masuk dalam jenis ini masih mempertahankan nama Latin dan tetap dikenal dengan nama tersebut.

Tabel 7.1 Sesat Pikir dari Relevansi
Nama Singkatan Penjelasan
Argumentum ad hominem-hinaan AH Ketika hal-hal yang tidak relevan berupa karakter, keadaan, kepercayaan-kepercayaan atau prasangka seseorang digunakan sebagai sebuah cara untuk menolak sebuah posisi atau kesimpulan.
Argumentum ad baculum AB Ketika seseorang menggunakan pemaksaan atau ancaman kekuatan, bukan argumen, untuk mengakibatkan orang lain menerima sebuah kesimpulan.
Argumentum ad misericordiam AM Ketika seseorang merujuk pada rasa kasihan dan bukan argumen yang sound agar orang lain menerima sebuah kesimpulan.
Argumentum ad populum AP Ketika seseorang mencoba untuk mendapatkan persetujuan banyak orang terhadap sebuah kesimpulan dengan cara membangkitkan perasaan dan antusiasme mereka.
Mendorong orang untuk menerima sebuah kesimpulan karena orang lain atau kebanyakan orang sudah menerimanya.
Argumentum ad verecundiam AV Ketika seorang mengganti argumen yang sound dengan mengangkat rasa hormat pada orang-orang terkenal demi mempengaruhi orang lain untuk setuju dengan sebuah kesimpulan.
Argumentum ad ignorantiam AI Saat orang berargumen bahwa sebuah proposisi benar semata-mata karena proposisi itu belum terbukti salah, atau bahwa sebuah proposisi salah semata-mata karena proposisi tersebut belum terbukti benar.
Penyebab Palsu PP Ketika seseorang menyimpulkan bahwa karena sebuah peristiwa terjadi setelah peristiwa lain maka peristiwa yang terjadi pertama merupakan penyebab peristiwa yang kedua. (dikenal juga dengan post doc ergo propter hoc atau “setelah hal ini, oleh karena itu penyebabnya adalah hal ini”)
Dilemma Palsu DP Ketika seseorang membuat kesimpulan berdasarkan asumsi bahwa hanya ada dua alternatif yang memungkinkan, walaupun sebenarnya terdapat lebih dari dua alternatif yang memungkinkan atau kedua alternatif yang dikemukakannya tidak saling meniadakan.
Kebetulan K Ketika sebuah faktor kebetulan atau faktor yang tidak relevan dianggap sebagai sesuatu yang esensial dalam sebuah argumen.
Generalisasi Gegabah GG Ketika dalam berargumentasi seseorang hanya menggunakan fakta-fakta ekstrim atau terlalu sedikit fakta dan melakukan penarikan kesimpulan yang bersifat universal, padahal sebenarnya kesimpulan itu hanya berlaku untuk contoh-contoh yang diangkat saja.
Penalaran Melingkar PM Ketika seseorang mengangkat kesimpulan yang dia hendak buktikan menjadi sebuah premis dalam argumennya untuk membuktikan kesimpulan tersebut. (petitio principii atau “menerima tanpa bukti”)
Pertanyaan Kompleks PK Saat berargumen, orang menghilangkan kejamakan pertanyaan yang diajukannya seolah – olah pertanyaan tersebut hanyalah sebuah pertanyaan sederhana yang memerlukan jawaban tunggal.

Dikutip dari buku Logic Primer-nya Dr. Elihu Carranza, yang diterjemahkan Ma Kuru, Dhan, dan Rony

Pos ini dipublikasikan di Elihu Carranza, Filosofi, Logic Primer, Logika, Sesat pikir, Terjemahan. Tandai permalink.

Mau Komentar? Silahkan! Tetapi perhatikan cara diskusi yang baik! Perhatikan juga bahwa semua tulisan di sini berhak cipta, jadi tolong identifikasi sumber anda kalau mau mengutip tulisan di sini! Terima kasih

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.