Hai Hai Menulis Penuh Polemik, Tetapi Rupanya Kosong!

Beberapa saat yang lalu saya membaca sebuah komentar yang dibuat oleh seorang yang menyebut diri Hai Hai di sabdaspace di bawah tulisan yang membahas tentang Tritunggal. Tulisan tersebut, seperti biasanya tulisan Hai Hai penuh dengan sesat pikir. Begitu banyak sehingga hanya orang yang terintimidasi bahasa retoris yang digunakan Hai Hai atau orang-orang tak berpikir saja yang tidak bisa melihat sesat pikir yang ada di sana. Di masa lampau saya sudah mengupas tulisannya dan tidak ada respon yang berarti selain sesat pikir di atas sesat pikir yang dituliskannya. Karena itu sebenarnya saya sudah malas mengulas segala macam sesat pikir yang dia kemukakan. Tetapi melihat perilakunya yang makin menjadi-jadi dan tidak segan-segan menipu orang dengan berbicara hal yang sebenarnya dia tidak paham, saya terdorong untuk tulis. Mungkin saya akan menulis lagi kalau saya terdorong lagi membongkar kebodohan yang dilakukan Hai Hai.

Dalam tulisan ini saya tidak akan membahas apa yang dia tuliskan tetapi komentarnya untuk membalas komentar pak Esra Soru. Di bawah ini adalah kutipan yang dia katakan:

Apa yang terjadi dengan AIR yang H2O-nya TIDAK berbentuk AIR? Itu bukan AIR alis NON air. Apa yang terjadi bila Es, H2O-nya TIDAK berbentuk Es? Itu bukan ES alias NON ES. Apa yang terjadi bila UAP, H2O-nya tidak berbentuk UAP? Itu bukan UAP alias NON UAP.

Bila demikian, mungkinkah AIR dan ES serta UAP memiliki SATU hakekat? MUSTAHIL!
Kenapa demikian? Karena H2O yang tidak berbentuk Air adalah NON AIR.H2O yang tidak berbentuk UAP adalah NON UAP. H2O yang tidak berbentuk ES adalah NON ES.

AIR = NON AIR = melanggar HUKUM kontradiksi.
Es = Non Es = Melanggar Hukum kontradiksi
Uap = Non UAP = melanggar Hukum kontradiksi

kisanak, AIR dan ES serta UAP memiliki hakekat yang SAMA namun MUSTAHIL memiliki SATU hakekat? Kenapa demikian? Karena itu MELANGGAR hukum KONTRADIKSI.

Allah = Hakekat
Bapa = Pribadi
Anak = Pribadi
Roh Kudus = Pribadi

Allah yang BUKAN Bapa = Non Bapa
Allah yang BUKAN Anak = Non Anak
Allah yang BUKAN Roh Kudus = Non Roh Kudus

Bapa = Non Bapa
Anak = non Anak
Roh Kudus = Non Roh Kudus

Kisanak, itu melanggar HUKUM KONTRADIKSI.

Ha ha ha ha ha ha ha ha …. TIDAK ada yang MUSTAHOL bagi Allah ya? ha ha ha ha ha ….

Jelas bahwa komentar ini menyerang argumen yang menganalogikan tiga sifat air yang berbeda-beda (cair, uap air, dan es) walaupun rumus molekulnya sama yaitu H2O dengan Ketritunggalan Allah dimana Allah memiliki tiga pribadi walaupun esensinya satu/sama.

Dalam bagian awal tulisan tersebut dia membahas tentang apakah air, uap air, dan es memiliki esensi yang sama. Dia mengatakan bahwa walaupun air tidak sama dengan uap air dan tidak sama dengan es, tetapi ketiganya bisa saja memiliki esensi yang sama walaupun bukan satu.

Rupanya Hai Hai setuju dengan orang yang menggunakan contoh ini sebagai analogi ketritunggalan Allah dimana ‘esensi’ dianalogikan kepada rumus molekul dari air, uap air, dan es. Ketiga wujud ini memiliki rumus molekul yang sama yaitu H2O. Jadi ketiganya memiliki esensi yang sama. So far, so good.

Tetapi pernyataan berikutnya menunjukkan bahwa dia melakukan sesat pikir (sesuatu yang lazim dalam tulisan Hai Hai) yang bernama ekuivokasi. Perhatikan bahwa awalnya dia secara implisit setuju bahwa esensi merujuk kepada rumus molekul sehingga walaupun H2O memiliki lebih dari satu bentuk, esensinya sama. Tetapi saat menyerang lawannya yang mengatakan bahwa es, uap air, dan air hanya memiliki satu esensi, dia menjadi tidak konsisten lagi. Dia tidak lagi menggunakan esensi dengan definisi yang sama, tetapi merubah definisi esensi. Kesalahan seperti ini disebut ekuivokasi.

Agar ini tidak dipersalahkan hanya sebagai sebuah klaim, saya akan menjelaskan alasan mengapa saya katakan dia merubah definisi esensi. Kalau misalnya dia masih menggunakan esensi dengan definisi yang sama, maka hakekat air, uap air, dan adalah satu yaitu H2O. Hakekatnya bukan dua. Hakekatnya bukanlah dua. H2O + H2SO4 misalnya atau H2O + HCl, dll dst. Hakekatnya juga bukan tiga. Bukan H2O + MgSO4 + NaCl atau bukan juga H2O + CaCl2+ CaCO3, dll dst. Jadi tidak ada masalah dengan mengatakan bahwa hakekat Es, dan Air, serta Uap Air adalah satu yaitu H2O. Itu bukan kontradiksi.

Karena itu bukan kontradiksi, maka serangan Hai Hai terhadap doktrin Tritunggal via serangan terhadap analogi yang digunakan adalah serangan yang gagal. Serangan ini gagal karena argumentasi yang dibangun adalah sebuah ekuivokasi.  Kalau kesalahan seperti ini tidak terdeteksi yang empunya argumen, bagaimana mungkin kita dapat mempercayai tulisannya yang lain? OK, saya paham bahwa ini saja tidak bisa dijadikan sebagai dasar untuk menolak semua yang dikatakan Hai Hai, tetapi pengalaman saya membaca tulisan orang ini berdiskusi dengan dia, sudah lebih dari cukup untuk membuat saya percaya bahwa hampir semua yang dia tuliskan penuh dengan sesat pikir yang dia tidak sadari atau dia sadari tetapi dia tidak mau akui. Walaupun ada kemungkinan bahwa dia sadar sedang menipu saat menulis sesat pikir seperti ini, saya masih bersedia berasumsi bahwa dia hanya tidak paham namun terlalu bersemangat.

Kalau anda sekalian mau membaca tulisannya, silahkan baca dan perhatikan baik-baik argumentasinya.  Jangan terkesima dengan retorika yang dikemukakan! Retorika adalah sesuatu yang menipu. Bedah argumentasinya dan lihat bobroknya. Dan kalau ada kroni-kroni Hai Hai yang mau membantah argumentasi saya, silahkan kemukakan bagaimana tidak validnya argumentasi saya. Saya tidak hanya mau asal klaim seperti yang dilakukan selama ini!

Update:
Saya baru saja berdiskusi dengan teman Ma Mone, kesalahan lain Hai Hai terungkap. Kalaupun misalnya (seandainya) si Hai Hai tidak melakukan ekuivokasi seperti yang dikatakan di atas, maka dia melakukan serangan strawmen. Dia melakukan serangan strawmen karena jelas orang Kristen yang menggunakan air sebagai analogi Tritunggal jelas menganalogikan hakekat dengan rumus molekul air yaitu H2O. Lepas dari ekuivokasi, si Hai Hai terjatuh ke dalam strawmen. Mengejutkan? Buat saya tidak!

Update 2:
Hai Hai telah menulis sebuah tanggapan terhadap tulisan di atas di sini. Seperti biasanya tulisannya masih penuh dengan fallacy. Kali ini tulisannya bisa kembali melakukan strawmen. Bukan sesuatu yang mengejutkan bagi Hai Hai. Kali ini dia memasukkan masalah suhu dalam perbincangan tentang esensi. Padahal dari awal sudah disebutkan bahwa orang Kristen yang menggunakan analogi ini tidak berbicara tentang suhu dll dan sebagainya. Yang dianalogikan adalah rumus kimianya. Pembicaraan tentang suhu dan sebagainya adalah adalah membuang waktu percuma karena kalaupun benar seperti yang dikatakan, tidak ada implikasinya sama sekali dengan rumus kimia air, es, dan uap air. Dalam konteks ini juga, Hai Hai tidak bisa protes karena di sini argumen yang dikemukakan adalah analogi. Natur dari analogi adalah hanya hal yang tertentu saja yang dibandingkan, bukan semua hal yang dapat dibandingkan. Dan kalau dia tetap berkeras bahwa segala hal harus dibandingkan, dia kembali ke sesat pikir Strawmen. Dan bukanlah sesuatu yang mengejutkan kalau Hai Hai melakukan itu.

Tetapi ada satu (dan satu-satunya) hal yang dapat diterima dari tulisan tersebut yaitu saat dia memberi tanda tulisan saya yang saya kutip di bawah ini:

Rupanya Hai Hai setuju dengan orang yang menggunakan contoh ini sebagai analogi ketritunggalan Allah dimana ‘esensi’ dianalogikan kepada rumus molekul dari air, uap air, dan es. Ketiga wujud ini memiliki rumus molekul yang sama yaitu H2O. Jadi ketiganya memiliki esensi yang sama dan hanya satu. So far, so good.

Kalimat yang ditandai itu adalah kesalahan ketik. Seharusnya kalimat itu hanya berbunyi  “ketiganya memiliki esensi yang sama” tanpa ada frase ‘hanya satu‘. Tulisan saya sudah diperbaiki.

Dengan kata lain tidak ada bantahan yang berarti dari Hai Hai Bencong.

Salam Hangat
Ma Kuru (yang belajar kata ‘hangat’ dari Ama Bura!) 😀

Pos ini dipublikasikan di Belajar Lagi ya.., Dasar Bego, Hai Hai, Memang Bodoh. Tandai permalink.

12 Balasan ke Hai Hai Menulis Penuh Polemik, Tetapi Rupanya Kosong!

  1. Ping balik: Bengcu Menggugat Karena Berjanggut Namun Tidak Berjubah | Bengcu Menggugat

  2. Ping balik: Pahami dulu apa yang dikatakan orang lain baru kritik! | Futility over Futility

  3. Ping balik: Si Jiwa Kerdil | Futility over Futility

  4. next missionaris berkata:

    justru yg udah terkenal di dunia maya itu , admin- admin grup kristen seperti ma kuru + ma lobo argumen lemah ,kalo udah kepepet gak bisa berargumen lalu main tendang .. luar biasa memalukan kristen lain.
    seperti anak yg baru belajar diskusi ,belajar istilah2 diskusi lalu berlagak sok pintar,.. sungguh makuru, malobo dkk hanya bisa malu2 in kristen lain… luar biasa,….

    • whereisthewisdom berkata:

      Bisakah anda membahas argumen saya dan bukan berbicara ngalor ngidul yang tidak jelas? Kalaupun anda mau berbicara seperti yang anda lakukan, bisakah anda mengemukakan argumen anda dan tidak asal ngomong seperti ini? thanks!

  5. budi berkata:

    saya rasa hai-hai lebih pintar. pemahamannya lebih diatas anda.

    • whereisthewisdom berkata:

      Mengapa anda mengatatakan demikian? Silahkan bantah argumentasi saya! Silahkan tunjukkan bagaimana argumen saya di atas tidak valid! Di sini bukan tempat mengemukakan klaim tetapi berargumentasi!

      Kalau dipikir-pikir anda mengatakan kemampuan Hai Hai di atas saya, mungkin juga anda benar kalau yang dimaksudkan adalah kemampuan menipu. Ada begitu banyak penipuan yang dia lakukan dan orang tidak sadari itu.

      Tetapi yaaa… saya juga tidak heran kalau ada orang yang tidak memiliki argumen ketika mempercayai seseorang dan mereka tidak memperhatikan kebodohan yang diperlihatkan oleh orang tersebut. Pengikut para diktator sering seperti itu.

      Silahkan!

      • BENGCU MENGGUGAT BENGCU berkata:

        Satu hal yang sangat nyata dalam proses komunikasi yang Arief Chrisdiyanto alias ANG CI YANG alias HAIHAI BENGCU lakukan yaitu ia selalu menggunakan asumsi yang tidak didasarkan pada logika pikir yang benar, menarik simpulan yang salah dari asumsinya yang salah dan dipaksakan sebagai kebenaran, berdebat tanpa menggunakan dasar teori yang sahih untuk meruntuhkan teori yang ia nyatakan salah, dan bila sudah tidak dapat membantah sanggahan lawan debatnya maka ia menggunakan pendekatan argumentum ad hominem yaitu untuk mengaburkan atau mengalihkan fokus, ia menyerang pribadi seseorang, bukan argumentasi yang diajukan lawan debatnya.

Mau Komentar? Silahkan! Tetapi perhatikan cara diskusi yang baik! Perhatikan juga bahwa semua tulisan di sini berhak cipta, jadi tolong identifikasi sumber anda kalau mau mengutip tulisan di sini! Terima kasih

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.